Visemedia.id,Serang | Pelantikan pengurus Jaringan Kiai Santri Nusantara (JKSN) Provinsi Banten berlangsung meriah di Pondok Pesantren Moderat At-Thohiriyah, Pelamunan, Kabupaten Serang, Rabu malam (23/9/2025).
Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua Umum JKSN KH. Asep Saifuddin Chalim, Wakil Gubernur Banten Ahmad Dimyati Natakusumah, serta Bupati Serang Ratu Zakiyah.
Dalam sambutannya, KH. Asep Saifuddin Chalim mengajak seluruh pengasuh pondok pesantren, khususnya di Banten, untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan pesantren. Menurutnya, pendidikan menjadi kunci kemajuan pesantren sekaligus bekal bagi santri menghadapi tantangan global.
Pimpinan Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, Jawa Timur, itu juga membagikan pengalamannya dalam mengelola pendidikan. Ia mendorong agar setiap santri memiliki kesempatan menimba ilmu hingga ke luar negeri, baik ke Timur Tengah, Eropa, Amerika, maupun Asia Timur.
KH. Asep menegaskan, keberhasilan yang diraih tidak lepas dari kedisiplinan dalam berdoa di sepertiga malam serta menjaga ketat kehalalan makanan. Ia bahkan mengaku hanya mengonsumsi daging hasil sembelihan sendiri agar lebih terjamin kehalalannya.
“Halal adalah salah satu syarat utama agar doa lebih cepat dikabulkan,” ujarnya.
Lebih jauh, Kiyai yang dikenal akan kedermawanannya ini pun menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh setiap kegiatan JKSN, termasuk dalam hal pendanaan tanpa harus dibebani proposal.
Baginya, pendanaan melalui metode proposal bukan hanya berpotensi menurunkan marwah pergerakan, tetapi juga dikhawatirkan dapat mengurangi keberkahan dalam perjuangan umat.
“Proposal itu kesannya meminta-minta. Jika untuk kepentingan organisasi, insyaallah saya siap membantu,” tegasnya.
Sementara Ketua JKSN Banten, Muhammad Robbi, menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin momentum pelantikan hanya sebatas seremoni, melainkan menjadi titik awal kerja nyata.
Dalam waktu dekat, JKSN Banten dibawah kepemimpinannya akan menggelar rapat kerja untuk merumuskan program prioritas.
Robbi menyebut setidaknya terdapat dua program prioritas yakni penguatan kualitas pesantren serta kemitraan strategis dengan pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan.
“Kita ingin memastikan pesantren tetap menjadi benteng moral generasi muda sekaligus pusat pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, program kemitraan dengan pemda maupun stakeholder lain akan kita dorong agar manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Robbi juga menyoroti tantangan serius yang dihadapi pesantren, yakni menurunnya jumlah penerimaan santri berdasarkan hasil survei terbaru. Ia menilai kondisi ini harus direspons dengan inovasi pendidikan dan perbaikan manajemen pesantren.
“Kalau masyarakat sampai krisis kepercayaan pada pesantren, itu bahaya besar. Maka kita harus introspeksi, meningkatkan kurikulum, tata kelola, serta kapasitas kiai dan pengurus,” tegasnya.**